Kamis, 03 Januari 2013

Malam ini, Makanlah Bersama Kami, Wahai Ustman

Utsman bin Affan r.a sedang membaca Al-Qur'an ketika beberapa orang merangsek ke dalam kamarnya. Ia membaca ayat-ayat suci itu dengan khusyuk dan suara bergetar. Suaranya tidak terlalu terdengar jelas, juga tidak terlalu pelan. Para durjana yang masuk itu memaksanya menghentikan tilawahnya. Tiba-tiba salah seorang dari mereka loncat ke hadapan Utsman dan berteriak,"Antara aku dan engkau ada Kitabullah," sambil menebaskan pedang. Utsman menangkis hingga tangannya putus.

Darah mengucur dari tangan membasahi mushaf yang ada di hadapan Utsman, tepat mengenai firman Allah SWT.:Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. 2:137).

Seorang durjana lain maju menyabetkan pedangnya. Nailah bint al-Farafashah yang ada di dekat Utsman menangkap sabetan pedang itu hingga jari-jarinya putus. Orang itu kembali mengayunkan pedangnya ke arah perut Utsman. Lalu Kinanah ibn Basyar maju dan memukul keningnya dengan sepotong besi. Utsman pun jatuh tersungkur. Kemudian giliran Sawdan ibn Hamran al-Maradi memukulnya. Terakhir, Amr ibn al-Hamq lompat ke atas tubuh Khalifah Utsman dan menghujamkan senjatanya sebanyak tujuh kali.

Rasa rindu Utsman kepada junjungan terkasih, Rasulullah SAW. akan segera terobati. Sudah lama ia menantikan saat-saat ini. Pagi ini, ia merasa bahwa harapannya akan segera jadi kenyataan. Ia sudah punya firasat sebab tadi malam sang kekasih, sang mertua, dan junjungannya yang mulia, Rasulullah menemui Utsman dalam mimpinya. Rasulullah SAW berkata,"Malam ini, makanlah bersama kami, wahai Utsman."

Utsman menyadari bahwa akhir perjalanannya telah tiba dan ujung pengembaraannya telah mendekat sehingga ia mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Saat maut menjemput ia dalam keadaan berpuasa dan telah membebaskan dua puluh orang budak. Bahkan ia meminta pakaian yang panjang, khawatir auratnya tersingkap ketika para durjana itu membunuhnya.

Itulah hari terakhir dan perjumpaan terakhir antara Utsman dan keluarga serta para sahabatnya. Para perawi meriwayatkan bahwa hari itu adalah Jum'at. Itulah Jum'at kelabu dalam sejarah Umat Islam.

Untuk kali pertama, seorang pemimpin umat, Amirul Mukminin, pemimpin kaum beriman, dibunuh oleh sebagian golongan. Inilah awal petaka yang akan menghancurkan keutuhan dan kesatuan umat. Sejak saat itu pula berbagai kelompok umat Islam mulai saling curiga dan saling berperang. Fitnah besar mencerai beraikan keutuhan umat dan Utsman menjadi korbannya! Lebih menyedihkan lagi, ia tewas di tangan sebagian golongan muslim!

Wallahu'alam bis showab,
eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar