Kamis, 17 Januari 2013

Menangis Karena Takut Allah

Rasulullah SAW telah bersabda,"Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis karena takut kepada Allah SWT sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya." Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti yang sangat berat timbangan kejahatannya dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu dari bulu matanya berkata,"Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad SAW telah bersabda, barangsiapa yang menangis karena takut kepada Allah SWT, maka Allah SWT mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis karena sangat takut kepada-Mu."

Akhirnya Allah SWT mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai bulu mata yang pernah menangis karena takut kepada Allah SWT. Malaikat Jibril AS mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai bulu mata." Dalam sebuah kita lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya,suara nyala api yang sangat mengintimidasi, semua umat menjadi berlutut karena kesulitan menghadapinya. Allah SWT berfirman, "Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan." (Surah Al-Jazhiyah ayat 28).

Setelah mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyala apinya dan diterangkan dalam kitab tersebut bahwa suara nyala api neraka itu dapat didengar dari jarak 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang kepada Nabi-Nabi dengan ucapan," Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi saja yang berkata, "Umatku, umatku."

Beliau adalah junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahanam seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad SAW berusaha menghalanginya dengan berkata," Wahai api! Demi hak orang-orang yang shalat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."

Walaupun demikian, api neraka itu tetap tidak mau kembali, lalu malaikat Jibril AS berkata," Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad SAW." Kemudian Jibril AS membawa semangkok air dan Rasulullah SAW meraihnya. Berkata Jibril AS." Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda SAW mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu. Setelah itu Rasulullah SAW pun bertanya kepada Jibril AS." Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata," Itulah air mata orang di kalangan umatmu yang menangis karena takut kepada Allah SWT. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah SWT.

Telah bersabda Rasulullah SAW," Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata."

Sumber Kisah-Kisah Teladan.

Kamis, 10 Januari 2013

Pahlawan Neraka

Suatu hari satu pertempuran telah berlaku di antara pihak Islam dengan pihak Musyrik. Kedua-dua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan antara satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika dan kedua-dua pihak pulang ke markas masing-masing. Di sana Nabi Muhammad SAW dan para sahabat telah berkumpul memperbincangkan tentang pertempuran yang telah berlaku itu. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di ruang mata. Dalam perbincangan itu, mereka sangat kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka yaitu, Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar membaham mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah mulut ketika itu.

"Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman," kata salah seorang sahabat. Mendengar perkataan itu, Rasulullah SAW pun menjawab, "Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka." Para sahabat menjadi heran mendengar jawaban Rasulullah SAW itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam bisa masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara salah satu sama lain apabila mendengar jawaban Rasulullah SAW itu. Rasulullah SAW sadar para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas Rasulullah SAW berkata, "Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat tikaman pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya."

"Dia melakukan perbuatan itu karena dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan karena melawan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihat keadaannya yang parah, banyak orang yang menyangka dia akan masuk surga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka." Menurut Rasulullah SAW lagi, sebelum dia mati, Qotzman berkata, " Demi Allah aku berperang bukan karena agama tetapi hanya sekedar menjaga kehormatan kota Madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku. Kalau bukan karena itu, aku tidak akan berperang."

Riwayat ini telah dirawikan Oleh Luqman Hakim.

Kamis, 03 Januari 2013

Malam ini, Makanlah Bersama Kami, Wahai Ustman

Utsman bin Affan r.a sedang membaca Al-Qur'an ketika beberapa orang merangsek ke dalam kamarnya. Ia membaca ayat-ayat suci itu dengan khusyuk dan suara bergetar. Suaranya tidak terlalu terdengar jelas, juga tidak terlalu pelan. Para durjana yang masuk itu memaksanya menghentikan tilawahnya. Tiba-tiba salah seorang dari mereka loncat ke hadapan Utsman dan berteriak,"Antara aku dan engkau ada Kitabullah," sambil menebaskan pedang. Utsman menangkis hingga tangannya putus.

Darah mengucur dari tangan membasahi mushaf yang ada di hadapan Utsman, tepat mengenai firman Allah SWT.:Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. 2:137).

Seorang durjana lain maju menyabetkan pedangnya. Nailah bint al-Farafashah yang ada di dekat Utsman menangkap sabetan pedang itu hingga jari-jarinya putus. Orang itu kembali mengayunkan pedangnya ke arah perut Utsman. Lalu Kinanah ibn Basyar maju dan memukul keningnya dengan sepotong besi. Utsman pun jatuh tersungkur. Kemudian giliran Sawdan ibn Hamran al-Maradi memukulnya. Terakhir, Amr ibn al-Hamq lompat ke atas tubuh Khalifah Utsman dan menghujamkan senjatanya sebanyak tujuh kali.

Rasa rindu Utsman kepada junjungan terkasih, Rasulullah SAW. akan segera terobati. Sudah lama ia menantikan saat-saat ini. Pagi ini, ia merasa bahwa harapannya akan segera jadi kenyataan. Ia sudah punya firasat sebab tadi malam sang kekasih, sang mertua, dan junjungannya yang mulia, Rasulullah menemui Utsman dalam mimpinya. Rasulullah SAW berkata,"Malam ini, makanlah bersama kami, wahai Utsman."

Utsman menyadari bahwa akhir perjalanannya telah tiba dan ujung pengembaraannya telah mendekat sehingga ia mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Saat maut menjemput ia dalam keadaan berpuasa dan telah membebaskan dua puluh orang budak. Bahkan ia meminta pakaian yang panjang, khawatir auratnya tersingkap ketika para durjana itu membunuhnya.

Itulah hari terakhir dan perjumpaan terakhir antara Utsman dan keluarga serta para sahabatnya. Para perawi meriwayatkan bahwa hari itu adalah Jum'at. Itulah Jum'at kelabu dalam sejarah Umat Islam.

Untuk kali pertama, seorang pemimpin umat, Amirul Mukminin, pemimpin kaum beriman, dibunuh oleh sebagian golongan. Inilah awal petaka yang akan menghancurkan keutuhan dan kesatuan umat. Sejak saat itu pula berbagai kelompok umat Islam mulai saling curiga dan saling berperang. Fitnah besar mencerai beraikan keutuhan umat dan Utsman menjadi korbannya! Lebih menyedihkan lagi, ia tewas di tangan sebagian golongan muslim!

Wallahu'alam bis showab,
eramuslim.com